Headlines News :
Home » » Kasus Pneumonia Anak di Jombang Tembus 327 Anak, RSUD Ingatkan Waspada Gejala Awal

Kasus Pneumonia Anak di Jombang Tembus 327 Anak, RSUD Ingatkan Waspada Gejala Awal

Reporter : Nyo on Kamis, 02 Oktober 2025 | 17.30


Kasus pneumonia anak di Kabupaten Jombang, Jawa Timur masih menjadi perhatian serius. Terhitung sejak bulan Januari hingga September 2025, tercatat ada 327 anak dirawat di RSUD Jombang akibat penyakit infeksi saluran pernapasan tersebut.

Sepanjang bulan September saja, sebanyak 48 pasien anak menjalani perawatan intensif. 

Direktur RSUD Jombang, Pudji Umbaran, menyebut tren kasus pneumonia anak masih tergolong tinggi.

“Jumlah kasus pneumonia anak yang dirawat di RSUD Jombang rata-rata 48 pasien per bulan. Hingga 25 September, masih ada delapan pasien yang menjalani perawatan,” katanya, Rabu 1 Oktober 2025.

Pihaknya mengaku untuk kasus pneumonia anak di Jombang fluktuatif sejak awal tahun. "Januari: 45 pasien. Februari: 60 pasien. Maret: 54 pasien. April: 33 pasien. Mei: 60 pasien. Juni: 60 pasien. Juli: 39 pasien. Agustus: 36 pasien dan September: 48 pasien," ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Pneumonia merupakan penyakit berbahaya yang menyerang paru-paru. 

"Gejala pneumonia pada anak antara lain, demam tinggi, batuk berdahak, sesak napas atau napas cepat, mengi (bunyi napas tidak normal), dan kelelahan atau aktivitas menurun," tuturnya.

Pudji menegaskan bahwa keterlambatan penanganan bisa berakibat fatal. Karena itu, orang tua harus waspada terhadap gejala awal.

Meski demikian, ia menyebut bahwa RSUD Jombang tengah menyiapkan sistem pelayanan pneumonia anak mulai dari diagnostik, perawatan suportif, hingga terapi obat. 

"Kita gunakan beberapa peralatanseperti, rontgen thoraks, laboratorium lengkap, pulse oximeter, nebulizer, ventilator, High Flow Nasal Cannula (HFNC), dan oksigen sentral," katanya.

Selain itu, obat pneumonia anak juga mencukupi. Pemantauan kondisi pasien dilakukan ketat, ditambah dengan edukasi orang tua mengenai tanda bahaya dan tindak lanjut pasca perawatan.

“Pelayanan kami tidak hanya berhenti di rumah sakit, tapi juga berlanjut ke rumah melalui pendampingan dan edukasi kepada orang tua,” ujar Pudji.

Pihaknya menegaskan edukasi orang tua menjadi kunci utama pencegahan pneumonia. 

Untuk itu ia mengingatkan agar orang tua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala seperti demam tinggi, sesak napas, dan batuk tak kunjung reda.

“Pneumonia bisa berakibat fatal jika terlambat ditangani. Karena itu, orang tua harus lebih peka dan segera mencari penanganan medis,” tuturnya.

Share this post :
 
Support : Tuhan Yang Maha Esa | .
Copyright © 2011. BeritaJombang.net | Portal Berita Jombang - ...
.. .. .. ..
..:p