JOMBANG, (13/7) - WARUNG MOBIL. Sebuah mobil VW Combi Brazil di sulap menjadi sebuah warung. Bagian tengah mobil dan belakang dijadikan sebagai tempat pengolahan makanan. Biasanya mobil yang penuh dengan Warna Orange ini melayani pembeli di Sekertariat Perasatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Jombang setiap malamnya. Menu yang paling favorit adalah Ceker Setan. (Rahmat Sularso Nh./bejo.NET)
Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan
14.16
beritajombang.net, WONOSALAM - Berbekal pengalaman merantau selama kurang lebih 21 tahun di Jakarta, Semi Kusriana warga asal Desa Sumber Kecamatan Wonosalam nekad berbisnis Kopi Luwak. Melihat prospek yang begitu menjanjikan pada saat itu ibu dua anak ini bersama adik mencoba memasarkan ke berbagai tempat di Indonesia, namun belum terlihat hasil yang memuaskan. Dan akhirnya dua tahun belakangan ini Semi Kusriana memutuskan kembali ke tempat kelahiran yaitu Wonosalam.
Nikmatinya Kopi Luwak Wonosalam
![]() |
Kopi Luwak Wonosalam.
Rahmat Sularso Nh./bejo.net
|
Seperti yang kita ketahui, bahwa kopi luwak hanya bisa dihasilkan oleh biji kopi yang di makan musang (Luwak) yang telah dikeluarkan sebagai kotoran. Biji kopi yang sudah dikeluarkan dari perut luwak tersebut sudah mengalami fermentasi oleh enzim didalam perut luwak. Nah karena telah mengalami fermentasi tersebut, cita rasa seduhan kopi luwak menjadi unik. Dan hingga saat ini, mesin untuk membuat tiruan kopi luwak masih belum bisa dikembangkan oleh manusia.
“Setelah stok kopi luwak kita sudah banyak hingga satu kwintal, namun untuk memasarkannya kita kurang bisa. Karena mungkin hanya orang yang tahu keberadaan dan manfaatnya saja yang beli dan juga mungkin harga yang cukup mahal juga, makanya kita coba kembali ke desa untuk jual seduhan dan bubuk luwaknya,”jelas Semi.
Ketika kita datang ke kedai kopi luwak milik bu Semi di kawasan dataran tinggi Wonosalam Jombang, mungkin kita akan terkejut dan tercengang melihat sajian kopi luwak murni dengan suasana pedesaan, hawa yang sejuk pemandangan yang indah membuat kenikmatan kopi luwak sungguh terasa khasnnya. Kenikmatan itu terlengkapai dengan harga yang cukup murah yaitu Rp.10.000 untuk setiap cangkirnya.
“Kenapa kita jual murah, karena semua proses kita kerjakan sendiri mulai dari memberi makan luwak, perawatan sampai dengan penyajian semua kita handle sendiri, selain seduhan kita juga jual untuk kemasan 1 ons dengan kemasan yang cukup menarik seharga Rp.100.000 /ons,”ungkap ibu dua anak ini.
Harga sekilo bubuk kopi luwak satu juta rupiah memang sesuai dengan kenikmatan dan manfaatnya. Melihat dari proses menghasilkannya tergolong gampang-gampang susah. Luwak hewan penghasil satu-satunya kopi luwak adalah hewan yang mudah stress, sehingga tidak dapat ditangkar dan sulit dipelihara. Dan kini hewan nocturnal ini semakin sulit didapatkan dari alam liar, satu ekor luwak saja hargannya bisa jutaan. Dan jikalau luwak sudah stress dalam pemeliharaan, maka ia harus dilepas, jika tidak ia akan mati. Itulah kenapa kopi luwak hanya dapat diproduksi dalam jumlah terbatas. Sesuai dengan hukum ekonomi,”barang sedikit, permintaan banyak harga tentu akan tinggi.”
Awalnya Bu Semi memiliki 10 ekor luwak, yang awalnya di belinya dari pasar hewan di Mojokerto, namun seiring berjalannya waktu sifat hewan yang satu ini mudah stress, ada beberapa yang dilepaskan ada sebagian yang mati. Dan sampai saat ini hanya tinggal 4 ekor luwak yang masih hidup.
“Untuk makan kita khususkan biji kopi asli Wonosalam yaitu jenis terbaik Kopi Asisa, jika siang kita kasih minum susu dan dua hari sekali kita beri makan daging. Menurut beberapa pendapat orang Kelebihan kopi luwak jika orang yang memiliki penyakit mag, kan tidak boleh mengkonsumsi kopi namun untuk kopi luwak tidak apa-apa. Dan kopi luwak ini tak bikin kembung,”ujar pemilik kedai kopi luwak Wonosalam ini.
Sejak dua tahun membuka kedainnya kopi luwak produksi Wonosalam ini sudah menyebar ke beberapa daerah sekitar Jombang, bahkan sudah memiliki pelanggan tetap dari taiwan, china dan masyarakat penikmat kopi. Seperti yang ditemui Crew Suara Pendidikan ketika berkunjung kesana, ada warga taiwan yang hampir setiap bulan membeli 1,5 kg bubuk kopi luwak. Dan bertemu penikmat kopi dari Mojokerto, pak Sumardi seorang pegawai perhutani yang bertugas di Banyuwangi .
“Cukup unik untuk rasa kopi luwaknya, saya sering kesini bersama keluarga pas saya libur kerja. Ya sangat murah sekali, Cuma Rp.10.000 kalo di Surabaya Rp.80.000. ini mungkin kalau semua penikmat kopi di Jombang tau kalau disini ada kopi luwak asli pasti ingin nyoba.”pungkas Sumardi sambil mengaduk kopi didepannya.
Ingin tahu sensasi kenikmatan pahitnya Kopi Luwak asli Wonosalam? Tinggal datang ke kedai sederhana Bu Semi Kusriana di Desa Sumber Kecamatan Wonosalam Jombang. Anda akan di manjakan pahitnya kopi luwak, segarnya udara, suasana tenang pedesaan, dan pamandangan hijau nan indah. Dijamin sekali anda kesana pasti ingin coba lagi. (rul/lar)
Kolom:
Kuliner,
Pariwisata
11.34
Mulani : Usia Renta Semangat Kerja Bagai Baja
![]() |
Mulani penjual roti keliling di Jombang.
Foto : Rahmat Sularso Nh.
|
Mulani penjual roti keliling di Jombang masih bertahan selama lebih dari tiga dekade. Usia yang sudah 81 tahun bukan membuatnya menyurutkan semangat untuk mencari nafkah. Setiap sore ia berjalan di seputaran kecamatan Jombang hingga malam. Kalau sampai tidak habis setelah Shalat Subuh ia melanjutkan berjualan hingga pukul 10.00 WIB. Setelah itu barulah ia menyetorkan ke toko roti dan hasil yang diperoleh dari kerja kerasnya sekitar 40.000 rupiah. (lar)
09.33
Jombang (beritajombang.NET) Satu lagi legenda kuliner di Kota Jombang bagi penggemar makanan ekstra pedas. Nasi Goreng Pak Topa, "Do'a Ibu" menyuguhkan sensasi rasa pedas yang luar biasa di lidah Anda. Rasa pedasnyapun disesuaikan dengan 'nyali' anda, ada beberapa level yang disuguhkan. di mulai dari sendok teh, sendok makan, sampai centong sayur.
"Sudah ada yang sampai 24 centong mas, rekor di pecahkan oleh salah satu santri tebu ireng, saat itu menjadi mi kuah termahal, lha gimana orang yang makan dengan 24 centong sambal itu besoknya masuk rumah sakit dan habis biaya pengobatan hingga 10 Juta" ujar pria berkumis itu sembari tertawa. Sejak itu dia selalu mengingatkan terlebih dahulu kepada pelangganya yang mencoba memecahkan rekor.
Karena penasaran, crew BeJoNet mencicipi nasi goreng olahan pria 3 anak ini, tak ayal keringat pun bercucuran, padahal hanya dua sendok makan sambel.
Tak jarang keringat penikmat nasgor pedas ini bercucuran, setelah merasakan pedasnya nasi goreng seharga Rp 10 ribu per porsi ini. Meskipun harga cabe mahal tapi Pak Topa tidak pernah menaikan harga nasi gorengnya .
Konsep Nasi Goreng khas Pak Topa ini, memang dibuat khusus untuk para pecinta dan penggandrung masakan pedas. Karena beliau mempunya moto "Makin Pedas Makin Ganteng, Makin Pedas Makin Cantik". Pak Topa mengaku, dalam pembuatannya, Nasi Goreng yang dicampur telor dan potongan daging ayam ini memanfaatkan komponen 100 persen jenis bumbu dapur, dan sama-sekali tidak menggunakan produk jenis penyedap rasa kemasan atau botolan.
Selain menu favorit tadi, Warung Pak Topa yang bisa dijumpai di Jalan Jbn KH Mimbar sambong Duran Jombang (utara pasar legi jombang) juga menyediakan sejumlah menu yang rasanya tidak kalah super pedas, seperti mie goreng, mie godog, nasi mawut.
bila anda pencinta masakan pedas tidak ada salahnya mampir ke warung nasi goreng "Do'a Ibu" milik Pak Topa yang Buka jam 4 sore tutup jam 12 malam.Dijamin anda akan ketagihan dengan ciri khas citarasanya.(aji)
Sensasi Nasi Goreng Pedas Pak Topa
![]() |
foto ; Luhur W/beritajombang.NET |
"Sudah ada yang sampai 24 centong mas, rekor di pecahkan oleh salah satu santri tebu ireng, saat itu menjadi mi kuah termahal, lha gimana orang yang makan dengan 24 centong sambal itu besoknya masuk rumah sakit dan habis biaya pengobatan hingga 10 Juta" ujar pria berkumis itu sembari tertawa. Sejak itu dia selalu mengingatkan terlebih dahulu kepada pelangganya yang mencoba memecahkan rekor.
Karena penasaran, crew BeJoNet mencicipi nasi goreng olahan pria 3 anak ini, tak ayal keringat pun bercucuran, padahal hanya dua sendok makan sambel.
Tak jarang keringat penikmat nasgor pedas ini bercucuran, setelah merasakan pedasnya nasi goreng seharga Rp 10 ribu per porsi ini. Meskipun harga cabe mahal tapi Pak Topa tidak pernah menaikan harga nasi gorengnya .
Konsep Nasi Goreng khas Pak Topa ini, memang dibuat khusus untuk para pecinta dan penggandrung masakan pedas. Karena beliau mempunya moto "Makin Pedas Makin Ganteng, Makin Pedas Makin Cantik". Pak Topa mengaku, dalam pembuatannya, Nasi Goreng yang dicampur telor dan potongan daging ayam ini memanfaatkan komponen 100 persen jenis bumbu dapur, dan sama-sekali tidak menggunakan produk jenis penyedap rasa kemasan atau botolan.
Selain menu favorit tadi, Warung Pak Topa yang bisa dijumpai di Jalan Jbn KH Mimbar sambong Duran Jombang (utara pasar legi jombang) juga menyediakan sejumlah menu yang rasanya tidak kalah super pedas, seperti mie goreng, mie godog, nasi mawut.
bila anda pencinta masakan pedas tidak ada salahnya mampir ke warung nasi goreng "Do'a Ibu" milik Pak Topa yang Buka jam 4 sore tutup jam 12 malam.Dijamin anda akan ketagihan dengan ciri khas citarasanya.(aji)