foto : Luhur Wahyu/beritajombang.net |
Empat Mahasiswa yang didandani ala pocong itu sebagai simbol matinya hati nurani para pemimpin bangsa ini. Pasalnya, kondisi masyarakat saat ini serba sulit, namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) justru hendak menaikkan harga BBM.
Para mahasiswa ini memulai aksinya dari Taman Kebonrojo. Mereka kemudian berjalan kaki menyusuri Jalan KH Wahid Hasyim, menuju gedung DPRD setempat, yang berjarak sekitar satu kilometer dari Kebonrojo.
Selama perjalanan, empat pocong berada di barisan paling depan, berjajar satu-satu. Sedangkan massa lainnya mengikuti dari belakang sembari membentangkan poster tuntutan, memakan separo badan jalan.
Sesampai di gedung dewan, aktivis KAMMI kembali berorasi serta membagikan selebaran. Mereka juga berencana memasuki gedung dewan untuk menyampaikan tuntutannya.
Tapi niat para mahasiswa ini tak kesampaian. Sebab, sore itu, meski jam belum menunjukkan pukul 16.00 WIB, namun gedung wakil rakyat tersebut kondisinya sudah sepi.
Koordinator aksi, Supriyadi dalam orasinya menyatakan, saat ini seluruh pimpinan negeri hati nurani sudah mati alias tidak memiliki hati nurani. Itu sebab, dalam aski tersebut KAMMI membawa empat pocong sebagai simbol matinya hati nurani pada pemimpin negeri.
“Tak lama lagi datang bulan Ramadan dan tahun ajaran baru. Kebutuhan masyarakat akan keuangan saat itu dipastikan meningkat. Tapi ironisnya, pemerintah malah berencana menaikkan harga BBM. Jelas kami menolak!,sama sekali tidak masuk akal dan cenderung digunakan sebagai retorikan jelang pemilu" kata Supriyadi.
“Sebab, kenaikan harga BBM justru akan mendongkrak harga kebutuhan lainnya. BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) yang dikucurkan pemerintah selama lima bulan sama sekali tak mampu menutup kerugian masyarakat jika BBM naik,” pungkasnya.[lw2]